Fonologi Bahasa Indonesia

FONOLOGI BAHASA INDONESIA
Istilah fonologi berasal dari gabungan kata Yunani phone yang berarti ‘bunyi’ dan logos yang berarti ‘tatanan,kata, atau ilmu’, disebut juga ‘tata bunyi’.
Fonologi adalah bagian tata bahasa atau ilmu bahasa yang menganalisis bunyi bahasa secara umum, baik bunyi bahasa yang memperdulikan arti (fonetik) maupun tidak (fonemik).

BAB I : PRODUKSI BUNYI BAHASA
A. Pengertian Bunyi Bahasa
Bunyi bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bunyi bahasa dapat juga diartikan sebagai bunyi yang diartikulasikan yang menghasilkan gelombang bunyi sehingga dapat diterima oleh telinga manusia.
B. Kajian Bunyi Bahasa
Fonetik merupakan kajian mengenai bunyi bahasa, yaitu ilmu bahasa yang membahas bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan alat ucap manusia serta bagaimana bunyi itu dihasilkan. Macam-macam fonetik:
a. Fonetik Artikulatoris
b. Fonetik Akustis
c. Fonetik Auditoris
C. Pembentukan Bunyi Bahasa
Dalam proses pembentukan bunyi bahasa ada tiga faktor yang terlibat, yaitu:
1. Sumber tenaga (udara yang dihembuskan oleh paru-paru)
2. Alat ucap yang dilewati udara dari paru-paru (batang tenggorok, kerongkongan, rongga mulut dan rongga hidung)
3. Artikulator (penghambat)
Proses pembentukan bahasa melibatkan empat komponen, yaitu proses aliran udara, proses fonansi, proses artikulasi dan proses orsonal. Produksi bunyi melibatkan alat-alat ucap di sekitar mulut, hidung dan tenggorokan.
D. Pembentukan Vokal
a. Berdasarkan posisi bibir
• Vokal bulat, yaitu vokal yang diucapkan dengan bentuk bibir bulat. Misalnya: vokal [u], [o], dan [a].
• Vokal tak bulat, yaitu vokal yang diucapkan dengan bentuk bibir tidak bulat atau melebar. Misalnya : [I] dan [e].
b. Berdasarkan tinggi rendahnya lidah
• Vokal tinggi, yaitu vokal yang dibentuk jika rahang bawah merapat ke rahang atas: [I] dan [u].
• Vokal madya, yaitu vokal yang dibentuk jika rahang bawah menjauh sedikit dari rahang atas: [a]
• Vokal rendah, yaitu vokal yang dibentuk jika rahang bawah dimundurkan lagi sejauh-jauhnya.
c. Berdasarkan maju mundurnya lidah
• Vokal depan, yaitu vokal yang dihasilkan oleh gerakan naik turunnya lidah bagian depan: [i] dan [e].
• Vokal tengah, yaitu vokal yang dihasilkan oleh gerakan lidah bagian tengah: [a]
• Vokal belakang, yaitu vokal yang dihasilkan oleh gerakan naik turunnya lidah bagian belakang: [u] dan [o].
d. Berdasarkan strikturnya
Striktur : keadaan hubungan posisional artikulator (aktif) dengan artikulator pasif atau titik artikulasi.
• Vokal tertutup, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat setinggi mungkin mendekati langit-langit dalam batas vokal [i] dan [u]
• Vokal semi tertutup, yaitu vokal yang dibentuk dengam lidah diangkat dua pertiga di atas vokal paling rendah.
• Vokal semi terbuka, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam ketinggian sepertiga di atas vokal paling rendah: [I] dan [o].
• Vokal terbuka, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah dalam posisi serendah mungkin: [a] dan [A].

BAB II: PENGARUH BUNYI BAHASA
A. Proses Asimilasi
Proses asimilasi adalah pengaruh yang mempengaruhi bunyi tanpa mempengaruhi identitas fonem dan terbatas pada asimilasai fonetis saja.
B. Artikulasi Penyerta
Proses pengaruh bunyi yang disebabkan oleh artikulasi ini dibedakan menjadi:
a. Labialisasi, yaitu pembulatan pada bibir pada artikulasi primer sehingga terdengar bunyi semivokal [w] pada bunyi utama tersebut.
b. Retofleksi, yaitu penarikan ujung lidah ke belakang pada artikulasi primer, sehingga terdengar bunyi [r] pada bunyi utama.
c. Palatalisasi, yaitu pengangkatan daun lidah ke arah langit-langit keras pada artikulasi primer.
d. Velarisasi, yaitu pengangkatan pangkal lidah ke arah langit-langit lunak pada artikulasi primer.
e. Glotalisasi, yaitu proses penyerta hambatan pada glottis atau glottis tertutup rapat sewaktu artikulasi primer diucapkan.

BAB III: FONEMIK : KAJIAN FONEM
A. Pengertian Fonem dan Fonemisasi
Fonem adalah satuan bunyi bahasa terkecil yang bersifat fungsional, artinya satuan memiliki fungsi untuk membedakan makna.

Fenemisasi adalah usaha untuk menemukan bunyi-bunyi yang berfungsi dalam rangka pembedaan makna tersebut.
B. Pengenalan Fonem
Dalam mengenali fonem terdapat beberapa pokok pikiran umum yang disebut premis-premis fonologis. Berdasarkan sifat umumnya premis-premis bahasa tersebut adalah sebagai berikut:
a. Bunyi bahasa mempunyai kecenderungan untuk dipengaruhi oleh lingkunganya.
b. Sistem bunyi mempunyai kecenderungan bersifat simetris.
c. Bunyi-bunyi bahasa yang secara fonetis mirip harus digolongkan ke dalam kelas-kelas bunyi (fonem) yeng berbeda, apabila terdapat pertentangan di dalam lingkungan yang sama.
d. Bunyi-bunyi yang secara fonetis mirip dan terdapat di dalam distribusi yang kompementer, harus dimasukan ke dalam kelas-kelas bunyi (fonem) yang sama.
C. Variasi Fonem
Variasi fonem ditentukan oleh lingkungan dalam distribusi yang komplementer disebut variasi alofonis. Variasi fonem yang tidak membedakan bentuk dan arti kata disebut alofon.
a. Alofon Vocal,
b. Alofon konsonan
D. Gejala Fonologis
a. Netralisasi dan Arkifonem
Netralisasi adalah alternasi fonem akibat pengaruh lingkungan atau pembatalan perbedaan minimal fonem pada posisi tertentu.
Arkifonem adalah golongan fonem yang kehilangan kontraspada posisi tertentu dan biasa dilambangkan dengan huruf besar
b. Pelepasan Fonem dan Kontraksi
Peleppasan bunyi adalah hilangnya bunyi atau fonem pada awal, tengah dan akhir sebuah kata tanpa mengubah makna.
c. Disimilasi
Disimilasi adalah perubahan bentuk kata karena salah satu dari dua buah fonem yang sama diganti dengan fonem yang lain.
d. Metatesis
Dalam proses metatesis yang diubah adalah urutan fonem-fonem tertentu yang biasanya terdapat bersama dengan bentuk asli, sehingga ada variasi bebas.
e. Penambahan Fonem
Berdasarkan letaknya, penambahan fonem dibedakan menjadi:
a) Protesis, yaitu penambahan fonem di awal kata
b) Epentesis, yaitu penambahan fonem di tengah kata.
c) Paragoge, yaitu penambahan fonem di akhir kata.

BAB IV : FONOTAKTIK DAN DISTRIBUSI FONEM
A. Fonotaktik
Fonotaktik adalah bidang fonologi atau fonemik yang mengatur tentang penjejeran fonem dalam kata. Contohnya, kata pertandingan memiliki 12 fonem. Jejeran fonem dari kata tersebut adalah /p,e,r,t,a,n,d,i,n,g,a,n/.

B. Distribusi Fonem
Distribusi fonem adalah bagian yang membahas posisi fonem apakah fonem tersebut terletak pada bagian awal, tengah atau akhir dalam sebuah kata.

Leave a comment